Selasa, 10 November 2015


Tugas Pendidikan Agama Islam

Akhlak Mahmudah

“SABAR”


Nama  : Ipah Badriah

Kelas      : XI. IPA.






SMA NEGERI 1 CIBARUSAH
Tahun pelajaran 2015/2016


KATA PENGANTAR
     Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
 taufik dan hidayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan tugas ini
 guna memenuhi Tugas Pendidikan Agama Islam dapat selesai sesuai
 dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalutercurahkan kepada
 baginda Nabi Muhammad SAW.

Dalam penyusunan tugas ini tentu nya banyak hambatan yang selalu mengiring namun atas bantuan dari guru pembimbing akhirnya semua hambatan dalam penyusunan tugas ini dapat teratasi. tugas ini saya susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan khususnya mengenai akhlak mahmudah dengan perkembangan zaman dan adapun metode yang saya ambil dalam penyusunan tugas ini adalah berdasarkan pengumpulan sumber informasi dari berbagai karya tulis, internet.

Semoga tugas ini dapat memberikan manfaaat untuk para pembaca dan tidak lupa saya  mohon maaf apabila dalam penyusunan tugas ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan. Apabila ada kesalahan kata yang kurang berkenan mohon dimaafkan karena tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran sangat saya harapkan demi kebaikan saya kedepannya.













Akhlak Mahmudah

A.    Pengertian Akhlak Mahmudah
Akhlak mahmudah adalah segala tingkah laku yang terpuji, dapat disebut juga dengan akhlak fadhilah (فضيلة), akhlak yang utama.
B.     Keutamaan Akhlak Mahmudah
Perbuatan yang baik merupakan akhlaq karimah yang wajib dikerjakan. Akhlaq karimah berarti tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Akhlaq al karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat yang terpuji. Akhlak yang baik disebut juga dengan akhlak mahmudah. Pandangan al-Ghazali tentang akhlak yang baik hampir senada dengan pendapat Plato yang mengatakan, bahwa orang adalah orang yang dapat melihat kepada Tuhannya secara terus-menerus. Al-Ghazali memandang orang yang dekat kepada Allah adalah orang yang mendekati ajaran-ajaran Rasulullah yang memiliki akhlak sempurna.
Al-Ghazali menerangkan adanya empat pokok keutamaan akhlak yang baik, yaitu sebagai berikut :
1.      Mencari hikmah. Hikmah ialah keutamaan yang lebih baik.
2.      Bersikap berani. Berani berarti sikap yang dapat mengendalikan kekuatan amarahya dengan akal untuk maju.
3.      Bersuci diri. Suci berarti mencapai fitrah, yaitu sifat yang dapat mengendalikan syahwatnya dengan akal dan agama.
4.      Berlaku adil. Adil sebagai misalnya, yaitu seseorang yang dapat membagi dan memberi haknya sesuai dengan fitrahnya atau seseorang mampu menahan kemarahannya dan nafsu syahwatnya untuk mendapatkan hikmah di balik peristiwa yang terjadi.

Pengertian sabar


Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran merupakan setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan  jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Oleh karena itulah Rasulullah SAW menggambarkan tentang ciri dan keutamaan orang yang beriman sebagaimana hadits di atas.

Namun kesabaran adalah bukan semata-mata memiliki pengertian "nrimo", ketidak mampuan dan identik dengan ketertindasan. Sabar sesungguhnya memiliki dimensi yang lebih pada pengalahan hawa nafsu yang terdapat dalam jiwa insan. Dalam berjihad, sabar diimplementasikan dengan melawan hawa nafsu yang menginginkan agar dirinya duduk dengan santai dan tenang di rumah. Justru ketika ia berdiam diri itulah, sesungguhnya ia belum dapat bersabar melawan tantangan dan memenuhi panggilan ilahi.
Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan baik lagi. Bahkan seseorang dikatakan dapat diakatakan tidak sabar, jika ia menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu saja. Sabar dalam ibadah  diimplementasikan dalam bentuk melawan dan memaksa diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan menuju masjid dan malaksanakan shalat secara berjamaah. Sehingga sabar tidak tepat jika hanya diartikan dengan sebuah sifat pasif, namun ia memiliki nilai keseimbangan antara  sifat aktif dengan sifat pasif.
Makna Sabar
Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, dan sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Asal katanya adalah "Shobaro", yang membentuk infinitif (masdar) menjadi "shabran". Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur'an:
Dan bersabarlah kamu bersama- sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. Al-Kahfi/ 18  : 28)
Perintah untuk bersabar pada ayat di atas, adalah untuk menahan diri dari keingingan 'keluar' dari komunitas orang- orang yang menyeru Rab nya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah SWT.
Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah:
Menahan diri dari sifat kegeundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.
Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam al- Khowas, bahwa sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan al-Qur'an dan sunnah. Sehingga sesungguhnya sabar tidak identik dengan  kepasrahan dan ketidak mampuan. Justru orang yang seperti ini memiliki indikasi adanya ketidak sabaran untuk merubah kondisi yang ada, ketidak sabaran untuk berusaha, ketidak sabaran untuk berjuang dan lain sebagainya.
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk sabar ketika berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya adalah menggunakan senjata (perang). Artinya untuk berbuat seperti itu perlu kesabaran untuk mengeyampingkan keiinginan jiwanya yang menginginkan rasa santai,  bermalas-malasan dan lain sebagainya. Sabar dalam jihad juga berarti keteguhan untuk menghadapi musuh, serta tidak lari dari medan peperangan. Orang yang lari dari medan peperangan karena takut, adalah salah satu indikasi tidak sabar.
macam-macam sabar
Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga hal; sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar untuk meninggalkan kemaksiatan dan sabar menghadapi ujian dari Allah:
1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah. Merealisasikan ketaatan kepada Allah, membutuhkan kesabaran, karena secara tabiatnya, jiwa manusia enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya, terdapat tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk sabar. Pertama karena malas, seperti dalam melakukan ibadah shalat. Kedua karena bakhil (kikir), seperti menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena keduanya, (malas dan kikir), seperti haji dan jihad.
Kemudian untuk dapat merealisasikan kesabaran dalam ketaatan kepada Allah diperlukan beberapa hal,
(1) Dalam kondisi sebelum melakukan ibadah berupa memperbaiki niat, yaitu kikhlasan. Ikhlas merupakan kesabaran menghadapi duri-duri riya'.
(2) Kondisi ketika melaksanakan ibadah, agar jangan sampai melupakan Allah di tengah melaksanakan ibadah tersebut, tidak malas dalam merealisasikan adab dan sunah-sunahnya.
(3) Kondisi ketika telah selesai melaksanakan ibadah, yaitu untuk tidak membicarakan ibadah yang telah dilakukannya supaya diketahui atau dipuji orang lain.
2. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar, terutama pada kemaksiatan yang sangat mudah untuk dilakukan, seperti ghibah (baca; ngerumpi), dusta, memandang sesuatu yang haram dsb. Karena kecendrungan jiwa insan, suka pada hal-hal yang buruk dan "menyenangkan". Dan perbuatan maksiat identik dengan hal-hal yang "menyenangkan".
3. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah, seperti mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi ataupun inmateri; misalnya kehilangan harta, kehilangan orang yang dicintai dsb.


Ciri-ciri orang sabar

Orang yang sabar biasanya memiliki cii-ciri sebagai berikut:
- Giat bekerja
- Tidak mudah marah
- Rajin beribadah
- Suka bersedekah dan membantu orang lain
- Tidak berbicara kotor
- Senantiasa mengalah demi kebaikan, - Ikhlas.


SABAR MENGHADAPI MASALAH DAN COBAAN :
- Sabar untuk berniat sukses, bebas dan jaya serta sembuh dari sakit dan punya niat untuk beribadah.( jangan cuma niat , lakukan )
- Kalau kita suatu saat diuji dengan sesuatu ( masalah ) , kita harus sadar bahwa yang pertama harus di miliki adalah Khusnudhon( berbaik sangka ) kepada Allah, karena seburuk buruk perilaku adalah berburuk sangka kepada Allah.
- Sabar menafakuri hikmah tiap masalah dan cobaan
- Bersabar ketika ikhtiar
- Sabar untuk tidak mengeluh


MANFAAT SABAR UNTUK DIRI KITA:
menurut saya manfaat bersabar antara lain :
- Mudah menyelesaikan suatu permasalahan, karena biasanya orang sabar dalam berfikir selalu tenang.
- Jarang Mempunyai konfik dengan olang lain atau dengan lainnya
- Tidak kaget dalam menghadapi suatu masalah


Hadist tentang sabar
(١٥٣)أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ يَا
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Qs Al Baqarah : 153)
Kebersamaan Allah ada dua macam, yaitu: kebersamaan umum dan khusus. Kebersamaan umum, maksudnya bahwa Allah bersama para makhluknya baik yang mukmin, kafir, fasik, maupun musyrik, baik manusia maupun hewan, tumbuhan dan sebagainya. Kebersamaan umum ini dalam hal ilmu, kehendak, Allah melihat, Allah mendengar, Allah mengatur mereka dan lain sebagainya, yang berkaitan dengan sifat rububiyah Allah.
Sedangkan yang dimaksud kebersamaan Allah yang bersifat khusus adalah  pertolongan Allah dan kekuatan yang Allah berikan kepadanya.
Dalam ayat di atas, kebersamaan yang dimaksud adalah kebersamaan khusus. Bahwa orang–orang yang sabar itu Allah bersamanya, mengawasinya dan menolong serta menambah kekuatannya.
Dengan memahami hal ini, maka bertambahlah iman kita kepada Allah, bahwa pengawasan Allah meliputi segala sesuatu, tidak ada sesuatupun yang dapat luput dari–Nya selamanya. Keimanan yang demikian mewajibkan bagi kita untuk lebih menyempurnakan kedekatkan diri kepada Allah, dengan tetap pada ketaatan, menjauhi maksiat, tidak berpaling ketika Allah memerintahkan kita terhadap sesuatu dan tidak melanggar kepada apa yang Allah larang. Inilah buah dari keimanan terhadap sifat kebersamaan Allah.


•    Sabar adalah akhlaq para nabi dan rasul
وَإِسْمَاعِيلَ وَإِدْرِيسَ وَذَا الْكِفْلِ كُلٌّ مِنَ الصَّابِرِينَ (٨٥)
“Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar.”  (Qs Al Anbiya’ : 85)
Maka sudah selayaknya kita meniru akhlaq mereka, mereka adalah orang – orang yang dekat dengan Allah dan ayat ini merupakan dalil penguat bagi para da’iyah ilallah (penyeru agama Allah) untuk menjadikan sabar sebagai senjatanya dalam menghadapi masyarakat yang didakwahinya. Sebagaimana nabi Nuh yang berdakwah selama 950 tahun dan hanya mendapat beberapa pengikut.
•    Sabar merupakan tahapan terakhir bagi seseorang dalam  berislam.
(٣)وَتَوَاصَوْا بِالقِّ إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَ (٢)الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (١)وَالْعَصْرِ
“Demi masa (1), sesungguhnya manusia itu benar – benar dalam kerugian (2) kecuali orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan  nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran “ (Qs Al ‘Asr: 1-3)
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab mengatakan dalam kitab tsalaatsatul ushulnya : ketahuilah bahwasanya wajib bagi kita untuk berilmu kemudian beramal dengan ilmu agama yang telah kita ketahui dan kemudian mendakwahkannya kepada manusia dan yang terakhir bersabar terhadap cobaan yang menimpa ketika manusia tidak mau menerima dakwah kita atau bahkan menentangnya. Karena setiap muslim yang berada pada dakwah kepada agama Allah maka pastinya akan mendapat cobaan dari apa yang ia jalani tersebut.
•    Sabar merupakan kebaikan bagi seorang mukminDari Abu Yahya, yaitu Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu, katanya: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:“Amat mengherankan sekali keadaan orang mu’min itu, sesungguhnya semua keadaannya itu adalah merupakan kebaikan baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi seseorangpun melainkan hanya untuk orang mu’min itu belaka, yaitu apabila ia mendapatkan kelapangan hidup, iapun bersyukur, maka hal itu adalah kebaikan baginya,sedang apabila ia ditimpa oleh kesukaran – yakni yang merupakan bencana – iapun bersabar dan hal inipun adalah merupakan kebaikan baginya.”(HR. Muslim)Mengapa dikatakan bersabar merupakan kebaikan bagi seorang muslim? Karena Allah memberi ganjaran kepada orang – orang yang bersabar dan mengampuni dosa – dosa mereka. Sebagaimana yang firman Allah ta’ala

(١١)إِلا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ
 “Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.”  (Qs. Hud: 11)
Sabar itu tidak ada batasnya
Para ulama mengatakan bahwa :الصبر لا يحد       “Sabar itu tidak ada batasnya”, karenanya pahalanya pun tanpa batas. Dalilnya adalah firman Allah berikut ini :
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ (١٠)
”Katakanlah: ’Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.’” (QS. Az-Zumar: 10)
Pahala sabar adalah pahala yang tanpa batas, menurut  As Sa’di: yang dimaksud tanpa batas disini adalah tanpa ada batas akhir / tepi, tidak dihitung dan tidak diukur. Maka tentu saja kesabaran juga tanpa batas.
Kesalahan sebagian orang menganggap bahwa sabar itu ada batasannya, maka bantahannya adalah surat Az Zumar tersebut. Namun jika kita menghadapi seseorang yang mengganggu terus menerus, bisa dianggap itu adalah orang yang fasik. Maka kita diperintahkan untuk menjauhi mereka atau berlepas diri dari mereka.
Sifat sabar itu diusahakan, tidak datang dengan sendirinya
Dari Abu Said yaitu Sa’ad bin Malik bin Sinan al-Khudri radhiallahu ‘anhuma bahwasanya ada beberapa orang dari kaum Anshar meminta – sedekah – kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau memberikan sesuatu pada mereka itu, kemudian mereka meminta lagi dan beliau pun memberinya pula sehingga habislah harta yang ada di sisinya, kemudian setelah habis membelanjakan segala sesuatu dengan tangannya itu beliau bersabda:
“Apa saja kebaikan – yakni harta – yang ada di sisiku, maka tidak sekali-kali akan kusimpan sehingga tidak kuberikan padamu semua, karena sudah habis, maka tidak ada yang dapat diberikan. Barangsiapa yang menjaga diri – dari meminta-minta pada orang lain, maka akan diberi rezeki kepuasan oleh Allah dan barangsiapa yang merasa dirinya cukup maka akan diberi kekayaan oleh Allah – kaya hati dan jiwa – dan barangsiapa yang berusaha berlaku sabar maka akan dikarunia kesabaran oleh Allah. Tiada seorangpun yang dikaruniai suatu pemberian yang lebih baik serta lebih luas kegunaannya – daripada karunia kesabaran itu.” (Muttafaq ‘alaih).
Di dalam hadits ini dikisahkan ada beberapa peminta – minta, dan sering sekali mereka meminta sedekah kepada Rasulullah. Sampai akhirnya  Rasulullah tidak punya apa – apa. Maka Rasulullah menasehati mereka untuk meminta kepada Allah kesabaran. Dan beliau mengatakan bahwa kesabaran adalah pemberian yang paling berguna. Dalam hadits ini pula diajarkan bagaimana akhlaq terhadap peminta – minta.
Sebagai seorang hamba tentunya kita sangat butuh terhadap sifat sabar ini, karena dengan sifat tersebut ibadah kita akan semakin sempurna. Tidaklah kita dapat istiqomah dalam ketaatan kecuali dengan sabar, tidaklah kita selalu dalam kebenaran kecuali dengan sabar menjauhi kemaksiatan, tidaklah kita tetap dalam keimanan kecuali dengan sabar menghadapi takdir.
Untuk Meningkatkan Kesabaran
Ketidaksabaran (baca; isti'jal) merupakan salah satu penyakit hati, yang seyogyanya diantisipasi dan diterapi sejak dini. Karena hal ini memilki dampak negatif dari amalan yang dilakukan seorang insan. Seperti hasil yang tidak maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan, enggan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah dsb. Oleh karena itulah, diperlukan beberapa kiat, guna meningkatkan kesabaran.
Diantara kiat-kiat tersebut adalah;
1. Mengkikhlaskan niat kepada Allah SWT, bahwa ia semata-mata berbuat hanya untuk-Nya. Dengan adanya niatan seperti ini, akan sangat menunjang munculnya kesabaran kepada Allah SWT.
2. Memperbanyak tilawah (baca; membaca) al-Qur'an, baik pada pagi, siang, sore ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala bacaan tersebut disertai perenungan dan pentadaburan makna-makna yang dikandungnya. Karena al- Qur'an merupakan obat bagi hati insan. Masuk dalam kategori ini juga dzikir kepada Allah.
3. Memperbanyak puasa sunnah. Karena puasa merupakan hal yang dapat mengurangi hawa nafsu terutama yang bersifat syahwati dengan lawan jenisnya. Puasa juga merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih kesabaran.
4. Mujahadatun Nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk berusaha secara giat dan maksimal guna mengalahkan keinginan-keinginan jiwa yang cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti malas, marah, kikir, dsb.
5 . Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Karena hal ini akan memacu insan untuk beramal secara sempurna. Sedangkan ketidaksabaran (isti'jal), memiliki prosentase yang cukup besar untuk menjadikan amalan seseorang tidak optimal. Apalagi jika merenungkan bahwa sesungguhnya Allah akan melihat "amalan" seseorang yang dilakukannya, dan bukan melihat pada hasilnya. (Lihat QS. 9  : 105)
6. Perlu mengadakan latihan- latihan untuk sabar secara pribadi. Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah dari pada menyaksikan televisi misalnya. Kemudian melatih diri untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah, dsb.
7. Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi'in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya. Karena hal ini juga akan menanamkan keteladanan yang patut dicontoh dalam kehidupan nyata di dunia




Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam Hadits.
Sebagaimana dalam al-Qur'an, dalam hadits juga banyak sekali sabda-sabda Rasulullah SAW yang menggambarkan mengenai kesabaran. Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara garis besar, hadits-hadits tersebut menggambarkan kesabaran sebagai berikut;
1. Kesabaran merupakan "dhiya' " (cahaya yang amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah SAW mengungkapkan, "...dan kesabaran merupakan cahaya yang terang..." (HR. Muslim)
2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara optimal. Rasulullah SAW pernah menggambarkan: "...barang siapa yang mensabar- sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya seorang yang sabar..." (HR. Bukhari)
3. Kesabaran merupakan anugrah Allah yang paling baik. Rasulullah SAW mengatakan, "...dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran." (Muttafaqun Alaih)
4. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mu'min, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; "Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya." (HR. Muslim)
5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman, "Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian diabersabar, maka aku gantikan surga baginya." (HR. Bukhari)
6. Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas'ud dalam sebuah riwayat pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas'ud berkata"Seakan-akan aku memandang Rasulullah SAW menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari wajahnya seraya berkata, 'Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui." (HR. Bukhari)
7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah SAW pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah." (HR. Bukhari)
8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah SAW menggambarkan dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullan SAW bersabda, "Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa- dosanya dengan hal tersebut." (HR. Bukhari & Muslim)
9. Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah SAW mengatakan; Dari  Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan datangnya kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, 'Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik  unttukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku." (HR. Bukhari Muslim)











































KESIMPULAN
Pada intinya, bahwa sabar mereupakan salah satu sifat dan karakter orang mu'min, yang sesungguhnya sifat ini dapat dimiliki oleh setiap insan. Karena pada dasarnya manusia memiliki potensi untuk mengembangkan sikap sabar ini dalam hidupnya.
Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang ada, atau identik dengan keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif, untuk merubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik dan baik lagi. Oleh karena itulah, marilah secara bersama kita berusaha untuk menggapai sikap ini. Insya Allah, Allah akan memberikan jalan bagi hamba- hamba-Nya yang berusaha di jalan-Nya







































DAFTAR PUSTAKA


    https://web.sabar.com/permalink.php?id=207901742686558&story_fbid=260503007426431

    http://islamiyyah.mywibes.com/Arti%20sabar%20dalam%20alquran%20dan%20%20hadits

    http://islamiwiki.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-dan-perintah-sabar-dalam.html#.Vho-IFLb_IX

    http://hore-hore.heck.in/sabar-pengertian-macam-macam-manfaat-hik.xhtml

    http://muslimah.or.id/3478-milikilah-sifat-sabar-bagian-2.html

    http://hadist-tentang-sabar/2015/-2.html









Tidak ada komentar:

Posting Komentar